Rabu, 30 Juli 2008

TaMu BuLanaN

Dalam kehidupan ini, ada satu kegiatan atau kondisi rutin yang harus dialami oleh seorang wanita dan hal ini merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi sebagian wanita. Justru ketika kondisi atau hal ini terjadi, sebagian wanita bersorak bahagia, tetapi ketika hal tersebut tidak juga terjadi maka kesedihan begitu nampak di wajah mereka.
Walau sebenarnya kondisi cukup merepotkan, ternyata banyak wanita yang menyukai dan bahagia, apa itu...?

Jumat, 25 Juli 2008

Hari Ini Aku Merasakan sakit Sendiri

Kemarin adalah hari sial bagiku! Ya, aku tidka tahu kenapa hal tersebut dapat terjadi padaku. Saat itu, aku sedang menyapu lantai rumah dan ada bu Lurah memanggilku dari rumah tetangga. Aku tidak tahu apa yang diinginkannya.
Ternyata bu Lurah sedang mendatangi tetanggaku yang kayaknya hendak melahirkan. Kupikir belum saatnya, wong perutnya masih kecil. Ternyata karena kondisi rumah tangganya yang tidak mapu, terpaksa mereka meminta pertolongan dari aparat desa.
Bu Lurah segera cepat tanggap dan datang untuk mengatur kebutuhan melahirkannya. Ternyata, hsang ibu harus dibawa ke rumah sakit sebab kelahirannya tidak normal!
Saat itulah dengan tergopoh aku mendatangi rumah tetanggaa, sekalian untuik menmghetahui kndisi sebenarnya tetanggaku tersebut. Ternyata sat aku melewwti jembatan got di depan rumah akuku terperosok diantara jepitan bambu, akibatnya aku keseleo!
Duh, sakitnya !
Terpaksa hari ini aku tidak masuk kerja dan merasakan sakit sendirian di rumah sebab anak-anak dan suami harus bekerja!
Begitu seorang ibu!

Pentingnya membagi Tugas dan Kewajiban

Aku ini seorang ibu dan sekaligus seorang wanita karier. Aku setiap hari berusaha menyesuaikan kondisiku dengan kondisi di rumah dan tempatku bekerja. Tetapi beruntung, tepatku bekerja tidak berbeda jauh dengan mendidik dan membimbing anak, yaitu sebagai seorang guru.
Dalam kondisi seperti ini, maka perlu adanya kesepakatan bersama dari seluruh isi rumah. Hal ini sangat perlu untuk menghindari terjadinya ketimpangan di dalam penyelesaian setiap masalah dalam rumah. Pembagian tugas dan kewajiban sangat perlu sehingga tmbuh kesadaran atas komunitas rumah yang baik dan teratur.
Suamiku seorang guru juga, sehingga praktis waktu pagi kami habis untuk melaksanakan tugas dan kewajiban di sekolah. Sementera di siang hari kami semua kumpul di rumah. Dengan demikian, maka banyak waktu yang kami miliki untuk berkumpul. Dengan kondisi seperti ini, maka komitmen untuk membagi tugas dan kewajiban dalam rumah tangga semakin bagus dan merata.
Dua anakku juga bersekolah, tetapi untuk tahun ini, anak pertamaku harus berangkat sekolah pada siang hari, sehingga dengan demikian, maka pada pagi hari dia yang harus berada di rumah dan mengkondisikan rumah sedemikian rupa sehingga tidak amburadul.
Begitulah hal yang kami lakukan, Tetapi satu hal yang tidak dapat dialihkan, yaitu memasak, ettap saja menjadi tugasku, memasak utama maksudku. Kalau memasak yang nremeh-remeh sih suamiku juga sering melakukannya untuk kami.
Tetapi, yang jelas pembagian tugas dan kewajiban di rumah emnjadikan kami lebih dekat dan saling pengertian satu dengan yang lainnya!

Selasa, 22 Juli 2008

Kebiasaan pagi hari

Saat pagi mulai menebarkan aroma tanah basah dan hangat sinar matahari serta kokok ayam jantan bangunkan seisi kampung, di dapur pada ibu sibuk melakukan kegiatan yang tidak kalah beratnya.
SEjak pukul 4 pagi, yaitu setelah sholat subuh, para ibu sudah sibuk di dapur dan sumur, dimana harus mencuci piring dan perkakas dapur sisa semalam dan harus mencuci beras dan menjerang air untuk kebutuhan pagi hari, sebelum anak-anak dan suami pergi atau berangkat sekolahd an kerja.
Para ibu sudah sibuk di kedua tempat sebelum seisi rumah lainnya bangun. Anak-anak masih berselimut, bapaknya masih mancal sarung!
baru pada jam 6 pagi isi rumah yang lainnya merangkak dari kasur, berebut menuju ke kamar mandi, sekedar gosok gigi atau langsung mandi. Yang pertama masuk tertawa ngakak sedangkan yang tetringgal menggerutu tak karuan.
Ibu hanya tersenyum sambil menunggu penggorengan yang berisi tempe atau tahu.
Duh, begitulah kegiatan yang harus dilakukan oleh ibu setiap harinya, tanpa keengganan ataupun rasa malas.


Jumat, 18 Juli 2008

Harus Diakui, Ibu Lebih Penting Dari Ayah!

Manusia dilahirkan dalam dua jenis yang berbeda tetapi saling mengisi, saling melengkapi. Dalam kaitan selanjutnya, kedua jenis manusia ini saling bekerja sama dalam segala hal sehingga kehidupan menjadi lebih baik. Bahkan, antara keduanya, beberapa mengikta komitemn untuk hidup bersama sehingga kerja sama semakin utuh dan tuntas.

Ketika dua orang bersatu, wanita dan pria, membentuk sebuah rumah tangga, maka pada saat itu, telah terjadi ikatan janji untuk secara bersama-sama siap menghadapi berbagai yang muncul dalam kehidupan. Kebersamaan ini adalah wujud dari rasa kebersamaan yang tumbuh di hati masing-masing terhadap yang lainnya, pasangannya.

Pada konsep tradisional, kedua orang ini mempunyai pembagian tugas dan kewajiban yang berbeda tetapi saling mendukung dan menjadikan kondisi pertautan hati menjadi lebih baik dan kuat. Pembagian tugas dan kewajiban ter-sebut adalah pria sebagai pemenuh kebutuhan keluarga. Seorang pria harus mempunyai penghasilan yang dapat dijadikan sebagai dukungan untuk kelan-caranan. Seorang pria harus bertanggungjawab terhadap perekonomian keluar-ganya. Setiap bulan atau setiap waktu tertentu, dia harus mampu menyediakan sekian jumlah dana segar untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan makan, kebutuhan sarana rumah tangga, kebutuhan sekolah anak-anak dan sebagainya. Pria adalah kepala keluarga.

Sementara itu, seorang wanita kebagian tugas untuk mengelola dana yang sudah dikumpulkan oleh sang pria. Wanita harus mampu mengelola dana sehingga dapat menutup kebutuhan sebulan atau bahkan mampu menyisihkan sebagian untuk tabungan masa depan, atau saat-saat genting yang membutuhkan dana tiba-tiba. Wanita adalah bendahara keluarga yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup keluarga.

Ibu, adalah pusat keluarga. Pada wanitalah semua urusan tertumpuk dan harus segera dapat diselesaikan. Hal ini karena secara tidak sadar, semua urusan ditangani oleh ibu. Sejak anak masih kecil, maka yang repot adalah ibu. Saat malam-malam si sanak bangun, maka yang menangani adalah ibu. Ketika anak menangis, maka ibu yang menenangkannya. Sementara sang bapak, mungkin tidak ada di tempat atau asyik dengan kegiatan lainnya. Itu umumnya!

Duh, betapa penting peranan ibu di dalam sebuah keluarga sedemikian rupa sehingga saat nabi Muhamamad ditanya kepada siapa seseorang harus mengabdi, maka Nabi menjawab tiga kali berturut-turut IBU, baru yan keempat BAPAK!

Memang, bagaimanapun ibu memegang peranan lebih penting daripada bapak, tetapi secara keseluruhan, semua tergantung pada komitmen yang sudah dibangun antara ibu dan bapak!

Wanita Sebagai Pelaku Karier

Perkembangan jaman dan tuntutan kehidupan menyebakan terjadinya perubahan dalam banyak aspek kehidupan. Setiap orang harus bersiap untuk menghadapi semua kondisi yang tersaji dalam kehidupan. Kondisi tersebut me-maksa kaum wanita harus ikut memikirkan kelangsungan hidup keluarganya.

Tuntutan kondisi jaman memang sangat berat bagi keluarga jaman sekarang, apalagi bagi mereka yang sudah menyekolahkan anak-anaknya, maka tuntutan menjadi semakin besar. Jika untuk menutup kebutuhan inihanya ber-gantung pada satu orangsaja, tentunya mereka sangat kesulitan, maka banyak yang memutuskan ikutmembantu suami mengumpulkan duit.

Para wanita-pun bergerak untuk mengembangkan diri untuk dapat berkiprah dalam kehidupan secara nyata. Mereka ingin tampil sebagai jati diri sendiri. Hal ini terkait dengan isue gender yang sudah sejak lama didengung-dengungkan, tetapi setiap tahun hasilnya selalu sama dan tidak dapat dilihat prosentase perubahannya. Bahkan sejak dahulu Krtini sudah mencanangkan adanya gerakan emansipasi wanita, yang dalam hal ini ingin mengkonisikan adanya kesetaraan antara wanita dan laki-laki dalam banyak hal secara propor-sional.

Untuk hal tersebut, maka para wanita menjawab dengan mengembang-kan diri dan berkiprah secara aktif di dalam sebuah kegiatan yang dinamakan karier. Para wanita berusaha untuk memunculkan eksistensi dirinya dengan secara aktif.

Dan, di dalam women’s activity ini, dicoba untuk semakin membangkit-kan kesadaran semua wanita tentang pentingnya kesetaraan gender sebagai salah sau bentuk jawaban terhadap kondisi global yang semakin hari semakin menjepit, khususnya pada mereak tidak siap menghadapi kondisi.

Dengan memposisikan diri sebagai wanita karier, maka setidaknya wanita telah mengambil peran aktif di dalam pembangunan manusia seutuhnya. Dengan posisi tersebut, maka setidaknya semua wanita mempunyai wahana untuk mengeluarkan uneg-uneg hatinya dan menyampaikannya secara ebbas di forum ini. Disinilah kita, kaumwanit mencoba untuk bergerak sebagaimana yangseharusnya ilakukan olehpara wanita dantidakasa menerima perlakuan yang diberikan kepada kita!

Ayo, kita tekadkan hati, tetapkan langkah menuju goal kehidupan, maka segaa aral kehidupan akan emnyingkir, apalagi jika para wanita sudah menempatkan diri sebagai wanita karier, memangnya kenapa tidak?! Sudah bukan saatnya lagi wanita hanya berada di tiga UR (sumUR, dapUR dan kasUR), wanitapun mempunyai kesempatan yang sama dalam berkiprah dalam kehidupan ini!

Wanita, Sebagai Ibu Rumah Tangga

Sejak dahulu kita sering dihadapkan pada konsep bahwa seorang wanita mempunyai tugas sebagai pengelola rumah tangga. Ada 3 (tiga) Ur yang men-jadi wilayah kerja seorang wanita, yaitu sumur, dapUr, dan kasUr. Di ketiga daerah itu aktivitas utama seorang wanita. Dan, semua itu dilakukan tanpa keluhan.

Sejak pagi hingga pagi lagi, seorang wanita melakukan aktivitas untuk mengkondisikan rumah sebaik mungkin sehingga anak dan suami mendapatkan kenyamanan di rumah. Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh wanita sejak pagi hingga pagi hari lagi. Mulai dari kasUr, dapUr dan sumUr.

Di kasUr berarti harus melakukan tugas dan kewajibannya sebagai se-orang isteri terhadap sang suami. Ini merupakan kewajiban biologis sebagai konsekuensi perkawinan mereka. Pada awalnya ini merupakan sebuah kondisi untuk mempertahankan generasi sebab kegiatan kasUr adalah kegiatan repro-duksi sebuah keluarga. Dengan tugas kewajiban ini, maka seorang wanita ada-lah pasangan bagi sang suami.

Di dapUr, berarti seorang wanita harus mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan berkaitan dengan persiapan konsumsi bagi keluarganya. Dalam hal ini seorang wanita harus mempunyai kemampuan untuk mengelola berbagai masakan untuk keluarganya. Masakan ini harus mampu memberikan penyehatan dan mejaga kesehatan seisi keluarga. Keterampilan memasak di dapUr harus menjadi keahlian wanita sebab pada pola pemikiran umum dikataan bahwa untuk memikat suami atau orang lain, maka melaui perut adalah yang paling efektif. Jika seorang wanita mampu memasak dengan kelezatan yang baik, maka anggota keluarga menjadi suka makan di rumah.

Di sumUr, berarti seorang wanita harus mampu melakukan kegiatan cuci mencuci. Kegiatan ini meliputi mencuci pakaian kotor, piring kotor dan sebagai-nya. Seorang wanita yang memposisikan diri sebagai ibu rumah tangga harus mampu melakukan kegiatan di sumUr. Mereka harus mencuci pakaian kotor setidaknya dua hari sekali. Inilah pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga.

Jika kita telaah, maka kita tahu betapa pentingnya eksistensinya di dalam sebuah rumah tangga. Dapat kita bayangkan seandainya mereka tidak ada di tempat atau ketika mereka sedang sakit?

Wah, rumah bakal menjadi sebuah kapal yang pecah. Berantakan dan tidak teratur. Seharusnya, semua merasa beruntung pada mereka yang me-mutuskan menjadi ibu rumah tangga. Jangan pandang mereka sebagai orang wingking yang hanya serba katut saja. Mereka merupakan orang yang sangat penting bagi kelancaran pengelolaan organisasi keluarga.

Bravo untuk semua wanita yang memutuskan sebagai ibu rumah tangga!

Senin, 07 Juli 2008

Wanita Perlu Bergiat

Begitu pentingnya wanita dalam kehidupan sangat diyakini sebagai sebuah keniscayaan. Dan, wanita merupakan pribadi bebas yang mempunyai keleluasan dalam bergiat.
Oleh karena itulah, melalui blog ini kita mencoba untuk bersama-sama sharing dan bergiat untuk menempatkan wanita secara proporsional pada tempatnya yang layak!
Justru seharusnya, wanitalah yang paling terhormat,
Dimanakah Sorga?
"Di bawah telapak kaki ibu!"