Senin, 21 Desember 2009

Mendidik dengan Hati

Mendidik adalah proses perbantuan bagi orang lain agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Mendidik adalah upaya sadar untuk melakukan perubahan mendasar pada anak sehingga tercapai satu kondisi terbaik bagi anak didiknya. Oleh karena itulah, maka hal terbaik yang harus kita lakukan agar proses tersebut dapat berlangsung baik dan berhasil adalah mendidik dengan hati.
Mendidik dengan hati berarti kita melakukan kegiatan dengan mengedepankan peranan hati. Bahwa setiap aspek yang dilakukan guru dalam proses pendidikan harus dilakukan dengan penuh perasaan dan tanggungjawab serta kesadaran atas peran masing-masing pihak.
Bagaimanapun yang sedang kita garap adalah sosok-sosok yang mempunyai sifat dan sikap berbeda sehingga hal tersebut seringkali menjadi pemicu dan pemacu benturan tak berarti.
Utamakan hati setiap kali kita melakukan proses sehingga anak didik merasa sebagai sosok penting, khususnya untuk dirinya sendiri agar mereka terpacu menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Guru harus mengedepankan peranan hati pada saat melakukan tugasnya, peranan hati identik dengan akal. Jadi terapkan akal setiap kali mendidik anak dan jauhkan dari OKOL yang seringkali menjadi penyebab beturan tak berarti..

Kamis, 10 Desember 2009

Perlu Kesabaran Saat Mendidik

bahwa proses belajar adalah proses perubahan yang dilakukan untuk mengkondisi diri sehingga sesuai dengan kondisi yang lingungan kehidupan. Belajar merupakan upaya adaptasi yang dilakukan agar terjadi kesimbangan antara diri dan lingkungan. Hal ini sangat penting sebab keberhasilan hidup tergantung seberapa berhasil kita beradaptasi dengan lingkungan kita.
Pada saat kita melakukan proses pendidikan, belajar, pada saat itu kita mencoba untuk mengubah kondisi anak didik. Padahal anak didik mempunyai konsep masing-masing untuk diri dan kehidupannya. Oleh karena itulah, kita harus dapat memberikan bimbingan yang benar-benar dapat diterima oleh anak didik. Artinya segala yang kita berikan kepada anak didik seharusnya dapat menjadi bagian integral dari anak didik.
Dan, salah satu kondisi yang perlu kita berikan pada saat membimbing anak untuk belajar adalah SABAR. Ya,kita harus sabar saat membimbing anak belajar.Hal ini karena kita sedang membimbing anak beradaptasi dengan lingkungan kondisi baru yang ada dilingkungannya. Jika kita tidak sabar,tentunya langkah anak didik terhambat oleh sikap kita sebagai gurunya.
Oleh karena itu,sebagai guru,kita harus mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi agar anak didik kita benar-benar mengalami proses belajar yang proporsional.Apa jadinya anak anak jika ternyata guru guru tidak mempunyai tingkat keaabaran yang tinggi?
maka,bersabarlah para guru agar anak-anak kita menjadi orang-orang yang penuh kasih sayang.... kesabaran identik dengan kasih sayang....

Senin, 12 Oktober 2009

Mengajar kelas enam

Tahun ini, aku kebagian tugas mengajar kelas enam lagi. Setelah kemarin ikut memabntu kelas keroyokan pada kelas enam, sekarang giliranku mengajar di kelas enam. tetai, aku bikin kesepakatan dengan kepala sekolah agar kelasku ini tidak dimodel kelas keroyokan seperti kemarin. Aku ingin mengajar kelasku sendiri, atau kalaupun dibantu, ya cukup dengan satu orang guru, itupun menurut pilihanku.
BUkannya narsis, aku sudah beberapa kali mengajar di kelas enam dan setiap tahun keberhasilan adalah target yang tidak pernah meleset.Setiap tahun kelas yang kubimbing selalu berhasil masuk ke sekolah-sekolah negeri disekitar lingkungan. Oleh karena itulah, tidak heran jika bnayak orangtua yang berkeinginan agar anaknya waktu kelas enam, aku yang mengajar. Tapi kan tidak segampang itu...
Di sekolahanku diterapkan sistem mengikuti, artinya secara periodek guru mengikuti anak-anak belajar, yaitu pada kelas tinggi, kelas empat hingga kelas enam. Hal ini penting agar secara dini diketahui kelebihan dan kekurangan anak didik serta segera dapat dilakukan proses perbaikan atau pengayaan materi pelajaran. TIngkat konsentrasi penanganan juga lebih baik lagi...
SEmoga tahun inipun aku berhasil membawa anak-anakku pada tingkat keberhasilan maksimal...

Rabu, 26 Agustus 2009

Markhaban ya Ramadhan

Gema Adzan memenuhi langit.... menandakan datangnya bulan penuh berkah Tuhan..... SElamat Datang ya Bulan Ramadhan... Kami sellau merindukan kehadiranmu.... untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.... SElamat datang Ramadhan.... SEmoga bulan ini kita dapat melaksanakan hal-hal positif bagi kehidupan kita....
Kami mengucapkan selamat menjalankan Ibadah di BUlan Puasa ini, semoga segalanya emndapatkan hal terbaik...

Kamis, 02 Juli 2009

Melanjutkan Tugas

Setelah proses kenaikan kelas yang cukup membahagiakan semua anak didikku, maka selanjutnya yang menjadi pertimbangan adalah kelanjutan mengajar. Secara piskis sebenarnya aku berkeinginan untuk melanjutkan mengajar anak-anak yagns ekatrang ini telah naik ke kelas 6. aku tidak ingin anak-anak yang sudah kukondisikans ejak kelas 4 berubah karena ditangani oleh guru lainnya. Bkannya aku gak percaya pada teman guru lainnya, tetapi ikatan batin diantara aku dan anak-anaks edemikian kuatnya sejhingga mereka juga ingin seperti itu.
Aku yakin bahwa anak-anakku ini dapat mencapai hasil maksimal saat mengikuti ujian nasional tahun depan sebab aku sudah mengenal mereka secara baik. Aku yakin berhasil membangun kembali nama sekolahku, dua tahun lalu aku mengantar anak-anakku hingga mencapai ranking 4 sekecamatan Gedeg.
Semoga aku dapat melanjutkan tugasku!

Sabtu, 27 Juni 2009

Syukur Anak Anak Naik Kelas

Setelah setahun mengikuti proses pembelajaran dan pendidikan, maka anak-anak harus mengikuti ujian akhir semester yang bakal menentukan tingkat keberhasilan belajar mereka. Ujian ini selanjutnya memberikan hasil yang dijadikan sebagai anutan unuk kenaikan kelas.
Kemarin tanggal 26 Juni 2009 adalah hari penerimaan raport bagi anak didikku. Setelah melampaui masa sulit dengan ujian, dan dikoreksi bersama, amak didapatkan hasil bahwa anak-anak semua naik kelas. Sebenarnya ada dua anak yang sangat sukar bagiku untuk menaikkan begitu saja. Tetapi, melihat kondisinya, dimana mereka begitu antusias untuk terus belajar, walau belum juga dapat, terpaksa mereka aku naikan juga...
Dan, akhirnya anak-anak didikku kunaikkan semua setelah melihat hasil belajar dan proses belajar mereka.. Anak-anak bangsa...

Selasa, 09 Juni 2009

Guru Harus Dewasa

Bahwa guru itu diGugu dan DitiRu, setiap apa yang dilakukan dan diucapkan menjadi bahan duplikasi dan anutan bagi semua orang, khsuusnya anak didik. Oleh karena itulah, maka sudah tentu seorang guru harus benar-benar mempunyai kepribadian yang stabil dan benar-benar dapat diguGu dan ditiRu oleh semua orang.
Untuk dapat berkepribadian stabil, maka salah satu aspek yang penting adalah kedewasaan seseorang, guru harus dewasa. Dan, kedewasaan adalah satu masa khusus yang dimiliki oleh setiap manusia dalam perkembangan hidupnya sebagai wujud dinamisasi kehidupannya. Orang dewasa dapat diartikan sekelompok orang yang dapat memilih dan memilah hal hal yang baik dan buruk untuk dirinya dan selanjutnya melaksankaan kegiatan dengan pertanggungjawaban pada setiap akhirnya.
Setiap guru memang harus dapat menempatkan diri dengan sebaik-baiknya sehingga tidak hanya pintar ngomong atau memindah-mindahkan urat lidah untuk menuntupi apa yang sudah dilakukan.
Guru jangan suka mengumbar kata dan perbuatan yang sama sekali tidka mencerminkan harkat dan martabat seorang guru...
Ya... guru harus dapat bersikap dewasa walaupun dari usia kalender mereka masih ukup mudah... apalagi bagi guru yang berusia banyak... harus dan wajib bersikap dewasa!

Minggu, 03 Mei 2009

Kelas Keroyokan

Bahwa kelas VI seringkali menjadi beban untuk semua guru sehingga tidak sedikit guru yang menghindar dari tugas sebagai guru kelas VI. Mereka enggan mengajar di kelas VI sebab pada akhir tahun merupakan cerminan bagi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
Seringkali yang terjadi adalah guru abadi untuk kelas VI sebab guru bersangkutan dianggap selalu berhasil membawa dan mengantarkan anak didiknya menghadapi ujian akhir sekolah. Bahkan keberhasilan tersebut dinilai hingga keberhasilan anak melanjutkan pendidikan di tingkat menengah. Semakin banyak anak didik yang diterima di sekolah negeri, maka dianggap berhasil.
Memang bagus kebijakan tersebut dilaksanakan, tetapi akan lebih bagus lagi jika diterapkan kebijakan yang memungkinkan semua guru mengalami atau menjalankan kondisi yang sama sehingga kompetensi mereka merata. tidka terpusat pada satu orang guru saja untuk kelas VI. Bahwa sebenarnya semua guru mempunyai kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan kompetensinya sehingga mampu menjalankan proses pendidikan yang berhasil.
JIka tidak, maka setiap tahun pasti terjadi 'kelas keroyokan'sebab dianggap guru kelas VI tidak mempunyai kemampuan yang layak untuk membawa dan mengantar anak didiknya menghadapi ujian akhir yang sangat menentukan kredibilitas sekolah di pandangan masyarakat. tetapi, jika 'kelas' keroyokan tetap dijalankan, tentunya kita tidak dapat mengetahui secara pasti guru mana yang benar-benasr kompeten dalam bidangnya. Guru mana yang benar-benar mampu membawa dan mengantar anak didik menuju keberhasilannya?!
Kepala sekolah seharusnya yakin dan percaya kepada guru yan sudah ditugasi untuk mengajar di kelas VI. Untuk itu tidak perlu dan tidak etis rasanya jika kelas yan sudah dikuasakan pada guru kelas VI ternyata diambil secara keroyokan untuk diajar bersama-sama. Duh, sampai kapan guru-guru ini berkompeten jika ternyata untuk mengajar di eklas VI, kelas akhir saja ketakutan dan menyerahkan begitu saja kelasnya yang dipakai untuk 'keroyokan!'

Sabtu, 18 April 2009

Pentingnya Komunikasi Antar Personal Guru

Di sekolah, eksistensi guru adalah sebagai fasilitator pendidikan, pembelajaran dan pembimbing sikap sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.Dan, untuk dapat melaksanakan hal tersebut, maka perlu adanya komunikasi intensif antar personal terkait dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Komunikasi yang diharapkan dalah komunikasi yang mampu mengkontribusi kondisi dan kegiatan efektif sekolah.
Komunikasi ini termasuk hubungan guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan pesuruh sekolah, guru dengan anak didik, guru dengan institusi stakeholder, dan guru dengan masyarakat, orangtua anak didik.
Seringkali hambatan terbesar adalah hilangnya komunikasi ini sehingga proses tidak berlangsung efektif, bahkan seringkali menghambat proses.
Oleh karena itulah, agar proses pendidikan dan pembelajaran dapat efektif, maka perlu dikembangan dan ditingkatkan komunikasi yang efektif dan maksimal. dan, untuk hal tersebut dibutuhkan kesadaran atas posisi dan kondisi masing-masing. hilangkan egoisme diri dan kembangkan pesadaran untuk kebersamaan!Jangan ada yangb merasa lebih dibandingkan yang lainnya!