Pada malam tahun baru ini rasanya hidup semakin mantap dengan berbagai kegiatan yang jelas terkoordinasi dan terarah. Hidup mulai sekarang harus lebih ditekankan pada pencapaian tujuan yang pasti.
Perjalanan selama setahun ini telah memberikan banyak sekali hal yang baik dan buruk bagi kehidupan ini, pola pergaulan di sekolah, di rumah dan di masyarakat memberikan gambaran pasti tentangs egala hal yang berlaku di kehidupan ini.
selama bergaul di sekolah, aku melihat adanya beberapa rekan yang bertindak seenaknya sendiri, tidak lagi berpegang pada tata aturan kinerja yang bagus sebagaimana seorang guru. ada juga yang begitu acuh terhadap tugas dan kewajibannya sehingga anak didiknya dibiarkan begitu saja. Aku tidak dapat berbuat apa-apa sebab aku bukan pimpinan di sekolah ini, walau sering juga tanpa mencoba untuk menggurui aku berkali mengatakan poentingnya kejujuran dalam kerja.
Semoga saja tahun ini menjadi lebih baik dan anak-anak mendapatkan jatah pembelajaran serta mampu berkreasi untuk kemajuan dunia pendidikan di negeri ini.
Rabu, 31 Desember 2008
Sabtu, 13 Desember 2008
Ribetnya menjadi Guru Sekolah Dasar
Sebagai seorang guru SD, aku merasa betul bagaimana ribetnya. Setiap saat banyak tugas yang harus diselesaikan sehingga kadangkala harus diselesaikan di rumah. Praktis, pekerjaan guru adalah sehari semalam, 24 jam.
Kalau kita membicarakan mengenai materi pelajaran, mungkin tidak ada permasalahan sebab semua sudah tersedia di dalam kurikulum yang menjadi anutan, acuan untuk proses pembelajarannya. Guru hanya memilih dan memilah yang seuai untuk anak didiknya.
Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru mendidik. Terus terang saja, jika kita berpikir logis, proses pembelajaran di SD jauh lebih krusial dibandingkan di sekolah lanjutan. Sekolah lanjutan hanya melanjutkan apa yang sudah didapatkan oleh anak-anak saat menempuh pembelajaran di SD.
SD, sebagai sekolah dasar, mempunyai pengertian bahwa di sekolah inilah anak-anak mendapatkan dasar-dasar setiap permasalahan. Di sekolah inilah mereka mendfapatkan dasar pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan yang terpenting adalah pola kehidupan.
Bahwa, sebenarnya, peranan guru sebagai pengajar dan pendidik sekaligus ada di pundak para guru SD. Guru SD-lah yang berperan ganda di dalam proses ini, yaitu sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar. Di SD, anak-anak diajar berbagai pengetahuan dan keterampilan. Di SD anak-anak mendapatkan dasar sikap hidup yang baik dan benar. Nilai-nilai kehidupan diberikan kepada anak-anak di tingkatan ini.
Anak-anak dididik agar dapat bersikap sopan dalam kehidupannya. Bagaimana cara berhormat pada orang yang lebih tua. Bagaimana cara berbicara terhadap orangtua, terhadap teman sebaya, terhadap anak-anak yang lebih muda. Semua diberikan di SD, sekolah dasar.
Maka, tidak heran jika guru SD mempunyai beban tugas yang terberat dari sekian tingkatan sekolah yang ada. Tetapi, guru SD adalah guru yang selalu taat terhadap setiap keputusan atau kondisi yang diberikan untuk mereka. Mereka-lah kelompok guru yang ‘nurut’ dengan segala aturan sehingga saking nurutnya seringkali dijadikan sebagai kuda tunggangan untuk kepentingan kelompok tertentu. Seringkali dijadikan ‘tebu perasan’.
Banyak hal yang sering dialami oleh guru SD dan semua diterima dengan lapang dada, misalnya pengurusan berkas yang selalu harus dilampiri dengan amplop berisi doku, bahkan beberapa rapelan gaji harus direlakan sebagian sebagai ‘potongan khusus’ dengan dalih berbagai macam, membeli peralatan kantor dinas, cabang dan sebagainya. Padahal jika hal tersebut ditelaah kan sudah ada jatahnya sendiri. Tetapi begitulah yang dialami oleh guru-guru SD, guru-guru dengan tingkat ‘kenganutan’ yang sangat tinggi!
Tetapi, aku senang menjadi seorang guru SD sebab setiap saat aku selalu dikelilingi oleh anak-anak dengan berbagai sikap dan pola kehidupan berbeda- beda. Mereka memberikan warna tersendiri bagi kehidupanku! Mereka lucu!
Kalau kita membicarakan mengenai materi pelajaran, mungkin tidak ada permasalahan sebab semua sudah tersedia di dalam kurikulum yang menjadi anutan, acuan untuk proses pembelajarannya. Guru hanya memilih dan memilah yang seuai untuk anak didiknya.
Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru mendidik. Terus terang saja, jika kita berpikir logis, proses pembelajaran di SD jauh lebih krusial dibandingkan di sekolah lanjutan. Sekolah lanjutan hanya melanjutkan apa yang sudah didapatkan oleh anak-anak saat menempuh pembelajaran di SD.
SD, sebagai sekolah dasar, mempunyai pengertian bahwa di sekolah inilah anak-anak mendapatkan dasar-dasar setiap permasalahan. Di sekolah inilah mereka mendfapatkan dasar pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan yang terpenting adalah pola kehidupan.
Bahwa, sebenarnya, peranan guru sebagai pengajar dan pendidik sekaligus ada di pundak para guru SD. Guru SD-lah yang berperan ganda di dalam proses ini, yaitu sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar. Di SD, anak-anak diajar berbagai pengetahuan dan keterampilan. Di SD anak-anak mendapatkan dasar sikap hidup yang baik dan benar. Nilai-nilai kehidupan diberikan kepada anak-anak di tingkatan ini.
Anak-anak dididik agar dapat bersikap sopan dalam kehidupannya. Bagaimana cara berhormat pada orang yang lebih tua. Bagaimana cara berbicara terhadap orangtua, terhadap teman sebaya, terhadap anak-anak yang lebih muda. Semua diberikan di SD, sekolah dasar.
Maka, tidak heran jika guru SD mempunyai beban tugas yang terberat dari sekian tingkatan sekolah yang ada. Tetapi, guru SD adalah guru yang selalu taat terhadap setiap keputusan atau kondisi yang diberikan untuk mereka. Mereka-lah kelompok guru yang ‘nurut’ dengan segala aturan sehingga saking nurutnya seringkali dijadikan sebagai kuda tunggangan untuk kepentingan kelompok tertentu. Seringkali dijadikan ‘tebu perasan’.
Banyak hal yang sering dialami oleh guru SD dan semua diterima dengan lapang dada, misalnya pengurusan berkas yang selalu harus dilampiri dengan amplop berisi doku, bahkan beberapa rapelan gaji harus direlakan sebagian sebagai ‘potongan khusus’ dengan dalih berbagai macam, membeli peralatan kantor dinas, cabang dan sebagainya. Padahal jika hal tersebut ditelaah kan sudah ada jatahnya sendiri. Tetapi begitulah yang dialami oleh guru-guru SD, guru-guru dengan tingkat ‘kenganutan’ yang sangat tinggi!
Tetapi, aku senang menjadi seorang guru SD sebab setiap saat aku selalu dikelilingi oleh anak-anak dengan berbagai sikap dan pola kehidupan berbeda- beda. Mereka memberikan warna tersendiri bagi kehidupanku! Mereka lucu!
Kamis, 04 Desember 2008
Asyiknya Mengajar Anak SD
Rasanya setiap guru mempunyai pengalaman masing-masing saat melaksanakan tugasnya di kelas pembelajarannya. Begitu juga halnya dengan aku saat melaksanakan tugas di kelas.
Aku saat sekarang mengajar kelas V, kelas ini sudah aku bimbing sejak kelas IV. Sekolah kam memang menerapkan pola pembelajaran dengan sistem dampingi sejak kelas IV hingga mengantar anak kelas VI.
Rasanya dengan pola seperti ini proses pendidikan dan pembelajaran emnajdfi lebih ringan dan mudah. Aku merasakan bahwa dengan sistem mendamping anak sejak kelas IV dan mengantar hingga Kelas VI, merupakan langkah bagus agar anak berhasil.
Hal ini kuanggap baik sebab dengan cara seperti ini, kita jadi mengetahui setiap kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak-anak.
Setiap saat kita dapat melakukan kegiatan dengan skala prioritas yang sudah kita ketahui sebelumnya. Artainya, kita sudah mengetahui, anak-anak mana yang perlu mendapatkan perhatian ekstra, mana anak yang biasanya atau anak-anak yang dapat dipercaya untuk menjadi pendamping teman-temannya.
Dari kondisi terjelek saat aku terima anak-anak ini, saat mulai kuajar di kelas 3, terus terang saja, anak-anak ini termasuk dalam jalur lambat. banyak anak yang kualitas dirinya rendah, kurang mampu secara intelek maupun skillnya. dengan sabar aku coba bimbing mereka dan sekarang aku dapat melihat bahwa sebenaarnya mereka bukan anak yang lemah. mereka bukan anak yang lemah daya pikirnya. mereka hanya mebutuhkan bimbingan yang benar-benar proporsional untk tingkat kebutuhannya.
Sekarang mereka sudah termasuk anak-anak yang pandai sehingga SKM yang kustandarkan selalu dpat mereka capai dengan gemilang, apalagi ketika kuterapkan pohon prestasi dmana setiap anak dapat memberikan tanda khusus pada namanya setiap kali mendpaatkan nilai sempurna, maka mereka semakain semangat untuk mendapatkan nilai dan kualiats dri terbaik.
SAemoga hal ini terus sehingga mereka mudah saat mengikuti ujian di eklas VI nanti, Semoga saja!!
Aku saat sekarang mengajar kelas V, kelas ini sudah aku bimbing sejak kelas IV. Sekolah kam memang menerapkan pola pembelajaran dengan sistem dampingi sejak kelas IV hingga mengantar anak kelas VI.
Rasanya dengan pola seperti ini proses pendidikan dan pembelajaran emnajdfi lebih ringan dan mudah. Aku merasakan bahwa dengan sistem mendamping anak sejak kelas IV dan mengantar hingga Kelas VI, merupakan langkah bagus agar anak berhasil.
Hal ini kuanggap baik sebab dengan cara seperti ini, kita jadi mengetahui setiap kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak-anak.
Setiap saat kita dapat melakukan kegiatan dengan skala prioritas yang sudah kita ketahui sebelumnya. Artainya, kita sudah mengetahui, anak-anak mana yang perlu mendapatkan perhatian ekstra, mana anak yang biasanya atau anak-anak yang dapat dipercaya untuk menjadi pendamping teman-temannya.
Dari kondisi terjelek saat aku terima anak-anak ini, saat mulai kuajar di kelas 3, terus terang saja, anak-anak ini termasuk dalam jalur lambat. banyak anak yang kualitas dirinya rendah, kurang mampu secara intelek maupun skillnya. dengan sabar aku coba bimbing mereka dan sekarang aku dapat melihat bahwa sebenaarnya mereka bukan anak yang lemah. mereka bukan anak yang lemah daya pikirnya. mereka hanya mebutuhkan bimbingan yang benar-benar proporsional untk tingkat kebutuhannya.
Sekarang mereka sudah termasuk anak-anak yang pandai sehingga SKM yang kustandarkan selalu dpat mereka capai dengan gemilang, apalagi ketika kuterapkan pohon prestasi dmana setiap anak dapat memberikan tanda khusus pada namanya setiap kali mendpaatkan nilai sempurna, maka mereka semakain semangat untuk mendapatkan nilai dan kualiats dri terbaik.
SAemoga hal ini terus sehingga mereka mudah saat mengikuti ujian di eklas VI nanti, Semoga saja!!
Langganan:
Postingan (Atom)