Kamis, 15 Juli 2010

Pembelajaran Personal

Ketika penulis mendapatkan informasi, dari hasil rapat dewan guru bahwa untuk tahun pelajaran 2010 - 2011 tetap mendpaatkan tugas menjadi guru kelas VI, sungguh ini merupakan tugas yang sangat menantang. Hal ini karena penulis mendengar bahwa di Kelas VI, ada seorang anak yang mempunyai kondisi 'lain' daripada anak-anak lainnya. Dari guru kelas V, penulis mendapatkan info bahwa anak didik mempunyai kelemahan dalam menjalankan proses belajar, yaitu 'belum' dapat membaca! Penulios sempat melongo saat mendengar info tersebut. Bagaimana bisa anak kelas VI 'belum' dapat membaca. Ini merupakan tantangan yang sangat menggelitik profesionalisme penulis. Oleh karena itulah, rencana untuk turun kelas IV penulis batalkan dan menerima tugas menjadi guru kelas VI secara suka cita.
Bukan merasa serba bisa, tetapi setidaknya saat mendengar ada anak didik yang 'belum' bisa membaca, penulis merasa ada kejanggalan dan ingin segera menguak kejanggalan tersebut.
Dan, hari ini adalah hari ke lima penulis menjadi guru kelas VI dan mendampingi anak-anak belajar. Sungguh diluar dugaan, ternyata anak yang divonis 'belum' dapat membaca tersebut dalam beberapa hari ini mampu menunjukkan bahwa dia dapat membaca.
Ternyata hal tersebut dikarenakan perbedaan metode yang penulis lakukan dalam membimbing anak tersebut. Penulis menerapkan pembelajaran personal, artinya penulis memberikan bimbingan intensif pada 'anak sulit' tersebut dengan sentuhan personal dan ternyata berhasil. Kemarin, 'anak sulit' tersebut saat kuberi tugas membaca, 'dia' dapat melakukannya.
Alhamdulillah, ternyata pendekatanku untuk anak didik tersebut berhasil. semoga seterusnya 'anak sulit' ini benar-benar dapat segera beradaptasi dengan kemampuan teman-temannya. Dan, dengan bantuan teman-teman yang menjadi team teaching di kelas VI, yakin semua berhasil....

Senin, 24 Mei 2010

Menunggu waktu

Setelah setahun membimbing anak didik, sekarang setelah menjalani kegiatan ujian sekolah dan UASBN, rasanya mak plong.....
Sekarang tinggal menunggu waktu saja...
Yang jelas.. dari ujian try out yang diselenggarakan wilayah kabupaten ataupun propinsi anak didikku tidak mengecewakan....
Terima kasih Tuhan....

Minggu, 14 Februari 2010

Try Out yang melelahkan

Untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional (USBN), maka di kecamatan Gedeg, Khususnya Gugus Kerja II mengadakan Ujian try Out sebanyak 10 kali untuk setiap mata pelajaran. Rasanya sudah sedemikian rupa sehingga pada Ujian ke enam, anak-anak sudah nampak kelelahan...
Tetapi... jelas terlihat kondisi, eesiapan anak didik menghadapi UASBN nanti....

Minggu, 10 Januari 2010

Mari Siap-siap Ujian Akhir Sekolah

Untuk tahun ini, aku kembali kebagian mengajar di kelas enam, kelas akhir untuk satuan pendidikan sekolah dasar. Aku tidak tahu, kenapa aku selalu ditugaskan di kelas enam dan entah kenapa orangtua siswa begitu senang dan bahagianya jika mengetahui bahwa anak-anaknya aku yang mengajar. Padahal, aku tidak berbeda dengan teman-teman lainnya.
Ditahun 2009 / 2010 ini aku kembali mengajar kelas enam, yang sebenarnya sudha kukawal sejak kelas empat. Sistem ini memang usulku saat rapat dinas dan evaluasi kegiatan akhir tahun. Dan, semua guru menyetujui walaupun ada juga teman-teman yang mundur.
Pada saat itu, aku usulkan agar guru kelas tinggi, yaitu kelas empat sampai kelas enam tetap, artinya guru harus bergulir dari kelas enam ke kelas empat, yang guru kelas empat bergulir ke kelas lima, guru kelas lima mengikuti anak-anaknya di kelas enam.
Begitulah, tahun ini aku kebagian lagi mengajar kelas enam.
Ada banyak suka dan duka yang kualami saat mengajar di kelas enam, tetapi semua harus kujalani dengans epenuh hati, tanpa ada sesal...
Aku sudah berusaha sekuat tenaga dan anak-anak juga terangkat motivasinya untuk belajar giat, semoga tahun ini semua lancar.... Amiiin!

Sabtu, 02 Januari 2010

Anak-anak Membutuhkan Perhatian semua pihak

Proses pendidikan dan pembelajaran merupakan sebuah proses yang sangat kompleks sebab bidang garapannya tidak hanya satu hal. Setidaknya, sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran, ada 3 (tiga) aspek dasar yang perlu digarap oleh guru dalam proses tersebut, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Ketiga aspek ini merupakan induk dari sekian banyak materi yang harus diberikan kepada anak didik.
Ada banyak turunan aspek yang harus diselesaikan oleh guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Hal ini jelas merupakan perlipatan tugas dan kewajiban yang tidak sedikit bagi guru. Oleh karena itulah, maka untuk dapat mencapai keberhasilan dalam proses pendidikan dan pembelajaran, maka perlu perhatian semua pihak.
Pada proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, maka yang jelas-jelas berperan adalah guru. Para guru harus memebrikan perhatian sedemikian rupa terhadap kebutuhan belajar anak didiknya sehingga benar-benar kontributif sebagai sebuah proses pendidikan dan pembelajaran.
SEmua pihak, khsusunya pemerintah, orangtua dan masyarakat perlu memberikan perhatian ekstra kepada proses pendidikan dan pembelajaran sebab anak didik adalah bagian integral mereka.
Jika kita semua memberikan perhatian ekstra kepada anak didik saat emlakukan proses penddikan dan pembelajaran, yakinlah semua tujuan dapat dicapai....

Senin, 21 Desember 2009

Mendidik dengan Hati

Mendidik adalah proses perbantuan bagi orang lain agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Mendidik adalah upaya sadar untuk melakukan perubahan mendasar pada anak sehingga tercapai satu kondisi terbaik bagi anak didiknya. Oleh karena itulah, maka hal terbaik yang harus kita lakukan agar proses tersebut dapat berlangsung baik dan berhasil adalah mendidik dengan hati.
Mendidik dengan hati berarti kita melakukan kegiatan dengan mengedepankan peranan hati. Bahwa setiap aspek yang dilakukan guru dalam proses pendidikan harus dilakukan dengan penuh perasaan dan tanggungjawab serta kesadaran atas peran masing-masing pihak.
Bagaimanapun yang sedang kita garap adalah sosok-sosok yang mempunyai sifat dan sikap berbeda sehingga hal tersebut seringkali menjadi pemicu dan pemacu benturan tak berarti.
Utamakan hati setiap kali kita melakukan proses sehingga anak didik merasa sebagai sosok penting, khususnya untuk dirinya sendiri agar mereka terpacu menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Guru harus mengedepankan peranan hati pada saat melakukan tugasnya, peranan hati identik dengan akal. Jadi terapkan akal setiap kali mendidik anak dan jauhkan dari OKOL yang seringkali menjadi penyebab beturan tak berarti..

Kamis, 10 Desember 2009

Perlu Kesabaran Saat Mendidik

bahwa proses belajar adalah proses perubahan yang dilakukan untuk mengkondisi diri sehingga sesuai dengan kondisi yang lingungan kehidupan. Belajar merupakan upaya adaptasi yang dilakukan agar terjadi kesimbangan antara diri dan lingkungan. Hal ini sangat penting sebab keberhasilan hidup tergantung seberapa berhasil kita beradaptasi dengan lingkungan kita.
Pada saat kita melakukan proses pendidikan, belajar, pada saat itu kita mencoba untuk mengubah kondisi anak didik. Padahal anak didik mempunyai konsep masing-masing untuk diri dan kehidupannya. Oleh karena itulah, kita harus dapat memberikan bimbingan yang benar-benar dapat diterima oleh anak didik. Artinya segala yang kita berikan kepada anak didik seharusnya dapat menjadi bagian integral dari anak didik.
Dan, salah satu kondisi yang perlu kita berikan pada saat membimbing anak untuk belajar adalah SABAR. Ya,kita harus sabar saat membimbing anak belajar.Hal ini karena kita sedang membimbing anak beradaptasi dengan lingkungan kondisi baru yang ada dilingkungannya. Jika kita tidak sabar,tentunya langkah anak didik terhambat oleh sikap kita sebagai gurunya.
Oleh karena itu,sebagai guru,kita harus mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi agar anak didik kita benar-benar mengalami proses belajar yang proporsional.Apa jadinya anak anak jika ternyata guru guru tidak mempunyai tingkat keaabaran yang tinggi?
maka,bersabarlah para guru agar anak-anak kita menjadi orang-orang yang penuh kasih sayang.... kesabaran identik dengan kasih sayang....